LaBalance.id – Account Receivable adalah sebuah frasa yang melintasi dunia akuntansi dan bisnis, mengemuka sebagai elemen yang krusial dalam menjamin kelancaran cash flow atau aliran kas. Tapi, apa sebenarnya yang disembunyikan di balik istilah yang sering diucapkan ini?
Daftar isi
TogglePengertian Account Receivable
Account Receivable atau yang kerap disebut piutang usaha, tidak hanya sekadar catatan transaksi. Account Receivable adalah bagaimana sebuah perusahaan menjalankan proses penagihan kepada pihak terutang, entah itu konsumen atau klien. Secara umum, sumber Account Receivable terbagi menjadi dua jenis, Trade Receivable dan Non-trade Receivable.
Trade Receivable, atau piutang dagang, adalah tagihan yang timbul dari penyediaan barang dan jasa kepada pihak lain. Di sisi lain, Non-trade Receivable adalah tagihan yang muncul dari transaksi yang bukan merupakan inti dari operasional perusahaan.
Mengurai Ciri-ciri Account Receivable
Nilai Jatuh Tempo Berbicara tentang nilai jatuh tempo Account Receivable, kita menyelami kedalaman transaksi utama yang ditambah dengan bunga. Bunga ini muncul ketika pembayaran transaksi kredit sudah melewati batas waktu tertentu. Bagi pihak piutang, bunga menjadi imbalan atas kelonggaran waktu pelunasan yang diberikan.
Tanggal Jatuh Tempo Tanggal jatuh tempo adalah puncak saat piutang berhak menagih pembayaran yang seharusnya dibayarkan oleh konsumen. Keterlambatan membayar atau ketidaksesuaian dengan tanggal jatuh tempo bisa berujung pada pemberian denda oleh pihak piutang atau perusahaan.
Umur Jatuh Tempo Umur jatuh tempo hadir dalam dua wujud, harian dan bulanan. Dalam konteks harian, waktu pembayaran ditetapkan dalam hitungan hari. Sementara dalam format bulanan, tanggal jatuh tempo biasanya diselaraskan dengan awal transaksi setiap bulannya.
Strategi Perolehan Account Receivable
Menetapkan Standar Prosedur Perusahaan dapat membangun fondasi solid dengan merumuskan standar prosedur yang jelas untuk mengumpulkan Account Receivable. Ini melibatkan aspek waktu penagihan, skrip panggilan telepon, dan prosedur lainnya yang dapat memberikan kelancaran operasional.
Melatih Karyawan Kunci keberhasilan terletak pada kesiapan karyawan dalam menghadapi berbagai karakter konsumen. Pelatihan menjadi faktor krusial untuk memastikan bahwa tim penagihan dapat berinteraksi dengan efektif, terlepas dari respons konsumen yang beragam.
Meninjau Laporan Peninjauan laporan menjadi alat bermanfaat untuk memahami pola pembayaran konsumen. Dari sini, perusahaan dapat mengidentifikasi apakah konsumen membayar dengan benar atau memerlukan penagihan lebih lanjut.
Mengubah Waktu Jatuh Tempo Dalam menghadapi kendala pembayaran, perusahaan memiliki opsi untuk menyesuaikan waktu jatuh tempo. Langkah ini dapat diambil sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau kondisi khusus konsumen.
Menyewa Jasa Agen Penagihan Untuk mengatasi kesulitan dalam mendapatkan Account Receivable, perusahaan dapat mempertimbangkan opsi menyewa jasa agen penagihan. Agen ini memiliki keahlian khusus dalam menangani situasi penagihan.
Contoh Piutang Usaha
Contoh konkret dari Account Receivable terlihat ketika sebuah perusahaan melakukan penagihan kepada konsumennya. Sebagai contoh, PLN dan PAM yang rutin melakukan penagihan di awal bulan untuk pemakaian listrik dan air pada bulan sebelumnya. Jenis Account Receivable lain dapat ditemukan dalam layanan pascabayar dan sistem pembayaran kredit.
Bagi perusahaan, Account Receivable memegang peran krusial dalam mencegah potensi kerugian bisnis. Sejumlah konsumen yang menunggak pembayaran dapat membawa dampak serius pada aliran kas, yang pada gilirannya, berpotensi menimbulkan kerugian. Account Receivable berfungsi sebagai pemantau keterlambatan pembayaran, dan melalui perhitungan rasio perputaran piutang, perusahaan dapat menilai seberapa cepat atau lambat konsumen melunasi tagihan.
Demikianlah paparan mendalam tentang Account Receivable dari pengertian hingga perannya yang strategis. Dalam manajemen keuangan, Account Receivable tidak boleh diabaikan.