HACCP adalah: Pengertian, Tujuan, Prinsip dan Contohnya

HACCP adalah_ Pengertian, Tujuan, Prinsip dan Contohnya

Labalance.id – Dalam dunia industri pangan, pemahaman yang komprehensif tentang HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah sistem yang memainkan peran penting dalam mencegah kontaminasi pada produk pangan dan memastikan keselamatan konsumen. Artikel ini akan menyajikan ulasan yang lebih rinci tentang HACCP, mencakup sejarah, prinsip, serta contoh penerapannya dalam berbagai industri pangan.

Sejarah Singkat dan Perkembangan HACCP

Konsep HACCP pertama kali dikembangkan pada tahun 1959 oleh NASA dan Pillsbury Company dengan tujuan awalnya untuk memastikan keamanan pangan bagi astronot dalam misi luar angkasa. Namun, seiring berjalannya waktu, sistem ini mulai diterapkan di seluruh dunia dalam industri pangan sebagai pendekatan yang efektif dalam mengendalikan keamanan pangan. Awalnya digunakan dalam industri makanan kering, HACCP sekarang telah merambah ke berbagai sektor termasuk pengolahan daging, perikanan, produk susu, dan lainnya.

Tujuan dan Manfaat HACCP adalah

Tujuan utama HACCP adalah untuk mencegah bahaya pada produk pangan, sehingga konsumen dapat memperoleh produk yang aman dan berkualitas.

Manfaat yang diperoleh dari penerapan HACCP mencakup:

  • Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.
  • Mengurangi risiko kontaminasi dan kerugian akibat produk tidak aman.
  • Memenuhi persyaratan hukum dan regulasi.
  • Meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi pemborosan.
  • Membantu dalam menjalani audit keamanan pangan dan mendapatkan sertifikasi.

Istilah yang Diperlukan

Sebelum memahami prinsip-prinsip HACCP, penting untuk memahami istilah-istilah kunci dalam sistem ini, antara lain:

  • A. Bahaya (Hazard): Potensi ancaman yang dapat membuat produk pangan tidak aman untuk dikonsumsi, dibagi menjadi bahaya biologis, kimia, dan fisik.
  • B. Batas Kritis (Critical Limits): Nilai spesifik yang harus dipenuhi untuk memastikan keamanan produk pada titik kendali kritis.
  • C. Pemantauan (Monitoring): Pengawasan sistematis terhadap titik kendali kritis untuk memastikan kepatuhan terhadap batas kritis.
  • D. Tindakan Korektif (Corrective Action): Tindakan yang diambil ketika batas kritis tidak terpenuhi, untuk memperbaiki penyimpangan dalam proses produksi.
  • E. Titik Kendali Kritis (Critical Control Point): Titik dalam proses produksi di mana pengendalian harus diterapkan untuk mencegah, menghilangkan, atau mengurangi bahaya.
  • F. Validasi (Validation): Proses pengujian dan evaluasi untuk memastikan bahwa sistem HACCP berfungsi secara efektif.

Prinsip Utama HACCP

Ada 7 prinsip utama yang harus diterapkan dalam HACCP:

  1. Identifikasi potensi bahaya pada semua tahapan produksi pangan.
  2. Tentukan tahapan produksi yang dapat dikendalikan untuk mengurangi bahaya.
  3. Tetapkan batas kritis untuk setiap CCP.
  4. Tetapkan sistem pemantauan untuk setiap CCP.
  5. Tetapkan tindakan korektif jika CCP tidak terkendali.
  6. Validasi dan verifikasi sistem HACCP.
  7. Kembangkan dokumentasi untuk penerapan prinsip HACCP.

Langkah Penerapan HACCP

Langkah Penerapan HACCP

Penerapan HACCP melibatkan 12 langkah, mulai dari pembentukan tim HACCP hingga pelatihan karyawan:

  1. Bentuk tim HACCP dan tentukan lingkup aplikasi.
  2. Kumpulkan informasi tentang produk dan proses.
  3. Identifikasi bahaya terkait bahan baku, proses, dan produk jadi.
  4. Tentukan titik kontrol kritis (CCP).
  5. Tetapkan batas kritis untuk setiap CCP.
  6. Tetapkan sistem pemantauan untuk setiap CCP.
  7. Tetapkan tindakan korektif untuk setiap CCP.
  8. Verifikasi sistem HACCP.
  9. Validasi sistem HACCP.
  10. Kembangkan sistem dokumentasi dan rekaman.
  11. Tinjau dan perbarui sistem HACCP secara berkala.
  12. Melakukan pelatihan dan edukasi bagi karyawan.

Contoh Penerapan HACCP

Contoh Penerapan HACCP

Penerapan HACCP bervariasi tergantung pada industri pangan. Contoh penerapannya meliputi:

  • Industri Pengolahan Susu: Kontrol pasteurisasi, kebersihan peralatan, dan pengendalian bahan kimia.
  • Industri Pengolahan Daging: Pengendalian suhu penyimpanan, kebersihan peralatan, dan kontrol kontaminasi silang.
  • Industri Pengolahan Sayur dan Buah: Pengendalian suhu blanching, kebersihan air pencucian, dan kontrol kontaminasi silang.
  • Industri Perikanan dan Seafood: Kontrol suhu penyimpanan ikan, kebersihan peralatan, dan pengawasan mikrobiologis.

Dengan memahami dan menerapkan HACCP adalah dengan baik, industri pangan dapat memastikan produksi produk yang aman, berkualitas, dan sesuai dengan standar keamanan pangan yang berlaku, serta meningkatkan kepercayaan konsumen.

Bagikan Artikel ke :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Pinterest

Artikel Terkait