November 18, 2025

Akuntansi untuk Perusahaan Jasa vs Dagang, Apa Bedanya

Akuntansi untuk Perusahaan Jasa vs Dagang, Apa Bedanya?

Labalance.id – Semua bisnis, apapun bentuknya, pasti membutuhkan akuntansi untuk mencatat keuangan. Namun, banyak pemilik bisnis pemula terjebak menggunakan metode pencatatan yang “satu untuk semua”. Padahal, cara akuntansi untuk perusahaan coaching clinic (jasa) sangat berbeda dengan coffee shop (dagang). Perbedaan mendasar akuntansi ini terletak pada “apa yang Anda jual”. Perusahaan Jasa menjual keahlian yang tak terlihat, sementara Perusahaan Dagang menjual barang fisik yang terlihat. Perbedaan sederhana ini berdampak besar pada cara Anda menghitung untung-rugi. Perbedaan Akuntansi Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang Artikel ini akan membedah perbedaan antara akuntansi perusahaan jasa dan dagang dalam bahasa sederhana, dan bagaimana jasa pembukuan profesional seperti Labalance.id memastikan Anda menggunakan metode yang tepat. 1. Akuntansi Perusahaan Jasa (Service Company) Perusahaan jasa adalah bisnis yang “produknya” tidak bisa Anda pegang. Produknya adalah keahlian, waktu, atau layanan. Contoh: Kantor konsultan (seperti Labalance.id), firma hukum, agensi digital, salon, bengkel, atau klinik dokter. Ciri Khas Akuntansi Jasa: Tidak Punya Persediaan Barang: Ini adalah ciri utama. Bengkel mungkin punya “Perlengkapan” seperti oli dan busi, tetapi itu adalah bahan habis pakai untuk menunjang jasa, bukan “Barang Dagangan” yang dibeli untuk dijual lagi. Tidak Ada Harga Pokok Penjualan (HPP): Karena tidak ada barang yang dijual, tidak ada perhitungan HPP. Perhitungan Laba Sederhana: Laporan Laba Rugi-nya sangat to the point. Formula Laba Rugi perusahaan jasa adalah: Pendapatan Jasa – Total Beban Operasional = Laba Bersih Beban Operasionalnya adalah semua biaya untuk menjalankan bisnis, seperti: Gaji karyawan/profesional, biaya sewa kantor, biaya listrik, biaya marketing, dan biaya perlengkapan. 2. Akuntansi Perusahaan Dagang (Merchandising Company) Perusahaan dagang adalah bisnis yang modelnya sederhana: Beli barang, simpan, lalu jual lagi dengan harga lebih tinggi, tanpa mengubah bentuk barang tersebut. Contoh: Distributor sembako, toko retail, online shop di marketplace, atau reseller baju. Ciri Khas Akuntansi Dagang: Punya Persediaan Barang Dagang: Ini adalah “jantung” dari bisnis dagang dan komponen terbesar dalam aset lancar mereka. Akuntansinya harus melacak pembelian, retur, dan sisa stok. WAJIB Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP): Anda tidak bisa mengetahui laba Anda jika Anda tidak tahu berapa “harga modal” dari barang yang terjual. Perhitungan Laba Multi-Tahap: Laporan Laba Rugi-nya memiliki satu langkah tambahan yang krusial. Formula Laba Rugi perusahaan dagang adalah: Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan (HPP) = Laba Kotor Laba Kotor – Total Beban Operasional = Laba Bersih Tanpa menghitung HPP (biaya modal barang yang laku), Anda tidak akan pernah tahu Laba Kotor Anda. Dan Laba Kotor adalah metrik vital untuk tahu apakah harga jual Anda sudah benar atau belum. Tabel Perbedaan Jasa vs Dagang Fitur Kunci Perusahaan Jasa (Contoh: Konsultan) Perusahaan Dagang (Contoh: Toko Online) Produk Tak Berwujud (Keahlian, Waktu) Berwujud (Barang Fisik) Aktivitas Utama Memberikan layanan Membeli dan menjual barang Persediaan Tidak Ada (Hanya Perlengkapan) Ada (Persediaan Barang Dagang) Harga Pokok (HPP) Tidak Ada Wajib Ada Laporan Laba Rugi Pendapatan – Beban = Laba Bersih Penjualan – HPP = Laba Kotor. Laba Kotor – Beban = Laba Bersih Mengapa Perbedaan Ini Sangat Penting? Jika Anda adalah online shop (perusahaan dagang) tetapi menggunakan akuntansi gaya perusahaan jasa (hanya mencatat Pemasukan – Pengeluaran), Anda dalam masalah besar. Anda mungkin merasa “untung” karena ada uang masuk, padahal Anda lupa menghitung biaya modal barang (HPP). Anda tidak tahu berapa nilai sisa stok Anda. Akibatnya, Anda bisa saja menjual barang di bawah harga modal tanpa menyadarinya. Solusi Pembukuan yang Tepat dengan Labalance.id Apakah Anda pusing menentukan HPP? Atau bingung mencatat nilai stok? Wajar jika Anda bingung. Sebagai pemilik bisnis, fokus Anda seharusnya adalah penjualan dan strategi, bukan kerumitan teknis akuntansi. Di sinilah Labalance.id berperan. Labalance.id adalah penyedia jasa pembukuan dan akuntansi yang mengerti bahwa setiap model bisnis itu unik. Kami tidak akan menerapkan pembukuan “satu untuk semua” pada bisnis Anda. Untuk Perusahaan Jasa Anda: Tim kami akan memastikan setiap pendapatan jasa tercatat dengan akurat dan semua beban operasional teralokasi dengan benar, sehingga Anda tahu persis berapa profitabilitas bisnis Anda. Untuk Perusahaan Dagang Anda: Kami adalah spesialis dalam mengelola kerumitan Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Manajemen Persediaan. Kami akan siapkan Laporan Laba Kotor dan Laba Bersih yang akurat, sehingga Anda bisa mengambil keputusan harga jual yang strategis. Kesimpulan Akuntansi perusahaan jasa berfokus pada pelacakan pendapatan dan beban operasional. Akuntansi perusahaan dagang jauh lebih kompleks karena berpusat pada manajemen persediaan dan perhitungan HPP. Menggunakan metode akuntansi yang salah sama dengan membaca peta yang salah. Anda tidak akan pernah sampai ke tujuan bisnis Anda. Jangan biarkan bisnis Anda berjalan tanpa data keuangan yang akurat. Hubungi Labalance.id hari ini untuk konsultasi gratis. Apa pun model bisnis Anda jasa atau dagang tim profesional kami siap mengurus pembukuan Anda agar Anda bisa fokus mengembangkan profit.

Akuntansi untuk Perusahaan Jasa vs Dagang, Apa Bedanya? Read More »

7 Istilah Akuntansi yang Bikin Pusing (Dijelaskan dalam Bahasa Bayi)

7 Istilah Akuntansi dan Penjelasannya dalam Bahasa Bayi

Labalance.id – Pernah dengar istilah “Debit”, “Kredit”, “Akrual”, “Depresiasi”? Bagi pemilik bisnis atau UMKM, istilah-istilah ini sering terdengar seperti bahasa asing yang rumit dan bikin pusing. Akibatnya, banyak yang memilih untuk “main feeling” atau mengabaikan pembukuan sama sekali. Padahal, mengabaikan akuntansi sama seperti mengemudikan mobil di malam hari tanpa menyalakan lampu. Anda mungkin masih bisa maju, tapi Anda tidak tahu apa yang ada di depan Anda. 7 Istilah Akuntansi dan Penjelasannya dalam Bahasa Bayi Kabar baiknya, konsep akuntansi tidak serumit kedengarannya. Mari kita bedah 7 istilah akuntansi yang paling bikin pusing ke dalam “Bahasa Bayi”. 1. Debit & Kredit Ini adalah biang kerok kebingungan nomor satu. Yang Bikin Pusing: Kita terbiasa berpikir Debit = Berkurang (seperti di ATM) dan Kredit = Bertambah (seperti di Kartu Kredit). Di akuntansi, ini BUKAN aturannya. Bahasa Bayi (Analogi Parkir Mobil): Lupakan “tambah” atau “kurang”. Anggap Debit & Kredit sebagai dua sisi catatan yang harus selalu seimbang. Bayangkan Akuntansi sebagai garasi parkir. Debit adalah “TUJUAN” (ke mana uang/nilai pergi) dan Kredit adalah “ASAL” (dari mana uang/nilai berasal). Contoh: Anda beli laptop (Aset) tunai. Tujuannya: Laptop (Aset Anda bertambah) -> Masuk ke Debit. Asalnya: Uang Tunai/Kas (Aset Anda berkurang) -> Keluar dari Kredit. Keduanya harus dicatat. Selalu ada “asal” dan “tujuan”. 2. Aset (Harta) Yang Bikin Pusing: Apakah ini cuma uang di bank? Bahasa Bayi: Aset adalah semua HARTA yang dimiliki bisnis Anda yang punya nilai ekonomi dan bisa membantu Anda menghasilkan uang di masa depan. Ini termasuk: Uang tunai, saldo di bank, laptop, mesin, kendaraan, gedung, dan bahkan tagihan yang belum dibayar pelanggan (Piutang). 3. Liabilitas (Kewajiban/Utang) Yang Bikin Pusing: Apakah ini sama dengan biaya? Bahasa Bayi: Liabilitas adalah semua UTANG atau KEWAJIBAN yang harus dibayar oleh bisnis Anda kepada pihak lain. Ini termasuk: Utang ke supplier (Utang Dagang), pinjaman bank, gaji karyawan yang belum dibayar, atau tagihan listrik yang belum dibayar. 4. Ekuitas (Modal) Yang Bikin Pusing: Apakah ini modal awal saja? Bahasa Bayi: Ekuitas adalah KEKAYAAN BERSIH sejati dari bisnis Anda. Ini adalah sisa “harta” jika semua “utang” Anda lunasi. Rumus Sederhana: Aset (Harta Anda) – Liabilitas (Utang Anda) = Ekuitas (Kekayaan Bersih Anda). 5. Depresiasi (Penyusutan) Yang Bikin Pusing: Biaya apa ini? Saya tidak merasa ada uang keluar. Bahasa Bayi: Ini adalah “biaya gaib” yang sangat penting. Ini adalah cara akuntansi “mencicil” biaya pembelian aset besar selama masa pakainya. Contoh: Anda beli mesin fotokopi Rp 20 juta yang diperkirakan awet 5 tahun. Daripada mencatat biaya Rp 20 juta sekarang, Anda menyebarnya. Rp 20 juta / 5 tahun = Rp 4 juta per tahun. Biaya “keausan” Rp 4 juta per tahun inilah yang disebut Depresiasi. Ini dicatat agar laba Anda tidak terlihat fiktif (terlalu besar) di awal. 6. HPP (Harga Pokok Penjualan) Yang Bikin Pusing: Apa bedanya dengan biaya operasional? Bahasa Bayi: HPP adalah biaya LANGSUNG yang Anda keluarkan untuk membuat atau mendapatkan PRODUK yang Anda jual. Contoh Kedai Kopi: HPP adalah biaya biji kopi, susu, dan cup-nya. Contoh Toko Baju: HPP adalah harga beli baju tersebut dari supplier. Gaji barista atau biaya sewa ruko BUKAN HPP. Itu adalah Biaya Operasional. 7. Basis Akrual (Accrual Basis) Yang Bikin Pusing: Kenapa pendapatan dicatat padahal uangnya belum saya terima? Bahasa Bayi: Akuntansi Akrual adalah metode pencatatan saat transaksi TERJADI, BUKAN saat uangnya pindah tangan. Contoh: Anda adalah agensi desain. Anda menyelesaikan proyek senilai Rp 10 juta di bulan Januari dan mengirim invoice. Klien baru membayarnya di bulan Februari. Dengan Akrual, pendapatan Rp 10 juta itu dicatat di Januari (saat Anda menyelesaikan pekerjaan), bukan di Februari (saat Anda terima uang). Ini memberikan gambaran kinerja bisnis yang jauh lebih jujur. Pusing? Anda Tidak Sendirian, Di Situlah Labalance.id Hadir. Memahami 7 istilah di atas adalah satu hal. Menerapkannya setiap hari pada bisnis Anda adalah hal lain. Salah mencatat Debit/Kredit, lupa menghitung Depresiasi, atau bingung memisahkan HPP bisa berakibat fatal: Anda salah menghitung laba, salah menentukan harga jual, dan bisa bermasalah dengan pajak. Sebagai pemilik bisnis, waktu Anda terlalu berharga untuk dihabiskan pusing menerjemahkan “bahasa akuntansi”. Fokus Anda seharusnya adalah mengembangkan bisnis, mencari pelanggan, dan berinovasi. Inilah mengapa Labalance.id hadir. Labalance.id adalah penyedia jasa pembukuan dan akuntansi profesional yang berfungsi sebagai tim keuangan eksternal Anda. Apa yang Labalance.id Lakukan untuk Anda? Menerjemahkan Pusing Jadi Laporan: Anda tidak perlu lagi pusing dengan Debit, Kredit, atau Akrual. Cukup serahkan data transaksi Anda (bon, faktur, rekening koran). Pembukuan Akurat & Rutin: Tim akuntan kami akan memastikan semua transaksi Anda, termasuk “biaya gaib” seperti depresiasi, tercatat dengan benar dan tepat waktu. Laporan Keuangan Profesional: Setiap bulan, Anda akan menerima laporan keuangan yang rapi dan mudah dibaca (Laba Rugi, Neraca, Arus Kas). Anda akan tahu pasti berapa laba bersih Anda yang sesungguhnya. Kepatuhan Pajak: Dengan pembukuan yang benar, perhitungan dan pelaporan pajak bulanan/tahunan Anda menjadi jauh lebih mudah dan akurat. Akuntansi bukanlah sesuatu untuk ditakuti, tapi itu adalah pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan ketelitian. Jangan biarkan kebingungan istilah menghentikan Anda dari memiliki laporan keuangan yang sehat. Fokuslah pada apa yang Anda kuasai: menjalankan bisnis Anda. Hubungi Labalance.id hari ini untuk konsultasi gratis. Biarkan kami yang mengurus “bahasa pusing” akuntansi, sementara Anda fokus mencetak profit.

7 Istilah Akuntansi dan Penjelasannya dalam Bahasa Bayi Read More »

Apa Itu Depresiasi Aset Biaya yang Sering Dilupakan UMKM

Apa Itu Depresiasi Aset? Biaya yang Sering Dilupakan UMKM

Labalance.id – Bagi pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), fokus utama seringkali tertuju pada dua hal penjualan dan arus kas (cash flow). Selama uang masuk lebih besar dari uang keluar dan ada sisa di rekening, bisnis dianggap “sehat” dan “untung”. Ada satu biaya tersembunyi yang sering dilupakan, sebuah biaya ‘gaib’ yang tidak terlihat dalam transaksi harian tetapi diam-diam menggerogoti kesehatan finansial bisnis Anda: Depresiasi Aset. Mengabaikan depresiasi adalah salah satu kesalahan pembukuan paling umum yang membuat UMKM salah menilai profitabilitas mereka. Artikel ini akan membahas apa itu depresiasi, mengapa ini berbahaya jika diabaikan, dan bagaimana solusi jasa pembukuan seperti Labalance.id dapat mengatasinya. Apa Itu Depresiasi Aset? Secara sederhana, depresiasi atau biaya penyusutan adalah proses akuntansi untuk mengalokasikan harga perolehan sebuah aset (seperti laptop, mesin, kendaraan, atau furnitur) menjadi biaya selama masa manfaatnya. Begini cara mudah memahaminya: Anda membeli laptop baru seharga Rp 10.000.000 untuk operasional kantor. Apakah Rp 10 juta itu adalah biaya penuh di bulan ini? Tentu tidak. Anda berencana menggunakan laptop itu selama, katakanlah, 4 tahun (48 bulan). Artinya, nilai laptop itu akan “menyusut” atau “berkurang manfaatnya” seiring waktu. Daripada mencatat biaya Rp 10 juta sekaligus, akuntansi membaginya: Biaya per bulan: Rp 10.000.000 / 48 bulan = Rp 208.333 per bulan Angka Rp 208.333 inilah yang disebut biaya depresiasi. Mengapa Depresiasi Disebut Biaya ‘Gaib’? Depresiasi disebut ‘gaib’ karena ini adalah biaya non-tunai (non-cash expense). Saat Anda mencatat biaya depresiasi Rp 208.333 di akhir bulan, tidak ada uang yang keluar dari rekening bank Anda. Uang tunai Rp 10 juta sudah keluar saat Anda membeli laptop itu. Inilah letak jebakannya. Karena tidak ada uang tunai yang keluar, pemilik UMKM sering merasa tidak perlu mencatatnya. Padahal, ini adalah biaya operasional yang nyata dan wajib dicatat. 3 Bahaya Besar Jika UMKM Mengabaikan Depresiasi Menganggap remeh biaya penyusutan dapat berakibat fatal pada pengambilan keputusan bisnis. 1. Laba yang Terlihat “Fiktif” (Laba Semu) Ini adalah bahaya terbesar. Bayangkan sebuah usaha katering. Omzet bulan ini: Rp 50.000.000 Biaya (bahan baku, gaji, sewa): Rp 40.000.000 Laba (menurut UMKM): Rp 10.000.000 Pemilik merasa untung besar Rp 10 juta. Padahal, dia lupa bahwa bulan itu dia menggunakan peralatan masak (oven, mixer) senilai Rp 100 juta yang memiliki masa manfaat 5 tahun. Biaya Depresiasi Alat/bulan: Rp 100.000.000 / (5 tahun x 12 bulan) = Rp 1.666.667 Laba Sebenarnya: Rp 10.000.000 – Rp 1.666.667 = Rp 8.333.333 Laba yang sebenarnya jauh lebih kecil. Jika pemilik mengambil keputusan (misal: mengambil bonus) berdasarkan laba Rp 10 juta, dia sebenarnya sedang mengambil modal bisnisnya sendiri. 2. Salah Menentukan Harga Jual Jika Anda tidak memasukkan biaya depresiasi ke dalam struktur biaya Anda, harga jual produk atau jasa Anda mungkin terlalu murah. Anda tidak memperhitungkan biaya “keausan” alat-alat Anda. Akibatnya, saat alat tersebut rusak dan harus diganti, Anda tidak punya dana yang terakumulasi untuk membelinya. 3. Kesulitan Mendapat Pinjaman Bank Saat bisnis Anda berkembang dan butuh pinjaman modal, bank akan meminta laporan keuangan yang proper. Laporan keuangan yang tidak mencantumkan depresiasi dianggap tidak akurat dan tidak profesional. Ini menunjukkan bahwa pemilik bisnis tidak memahami kondisi finansialnya secara utuh, sehingga menurunkan kepercayaan bank. Fokus pada Bisnis, Biarkan Labalance.id Mengurus Pembukuan Kami tahu, sebagai pemilik UMKM, waktu Anda sangat berharga. Anda mungkin berpikir: “Saya tidak punya waktu menghitung masa manfaat aset, ini terlalu rumit!” Anda tidak salah. Akuntansi memang rumit dan memakan waktu. Itulah mengapa Anda tidak perlu melakukannya sendiri. Labalance.id hadir sebagai solusi jasa pembukuan dan akuntansi yang dirancang khusus untuk UMKM dan bisnis yang sedang berkembang. Kami berfungsi sebagai tim akuntan eksternal Anda yang profesional dan andal. Bagaimana Labalance.id Mengatasi Masalah Depresiasi? Pendataan Aset (Asset Register): Saat Anda menjadi klien, kami akan membantu Anda mendata semua aset tetap yang Anda miliki, mulai dari laptop, printer, kendaraan, hingga mesin produksi. Perhitungan Akurat: Tim akuntan kami akan menghitung biaya depresiasi bulanan untuk setiap aset secara sistematis, menggunakan metode yang paling sesuai (misal: garis lurus) dan patuh pada standar akuntansi (PSAK). Pencatatan Otomatis: Anda tidak perlu pusing. Setiap bulan, biaya ‘gaib’ ini akan kami catat secara otomatis ke dalam laporan keuangan Anda. Laporan Keuangan yang Kredibel: Hasilnya, Anda akan menerima Laporan Laba Rugi dan Neraca yang akurat dan kredibel. Anda akan melihat dengan jelas berapa laba bersih Anda yang sesungguhnya setelah dikurangi semua biaya, termasuk depresiasi. Kesimpulan Depresiasi aset bukanlah konsep akuntansi yang rumit untuk diabaikan. Ini adalah biaya bisnis yang nyata yang menunjukkan berapa banyak nilai aset Anda yang telah “terpakai” untuk menghasilkan pendapatan. Jangan biarkan bisnis Anda berjalan berdasarkan data laba yang semu. Mengetahui angka yang sebenarnya adalah langkah pertama untuk membuat keputusan bisnis yang cerdas. Siap untuk mengetahui kesehatan finansial bisnis Anda yang sesungguhnya? Hubungi Labalance.id hari ini. Biarkan tim akuntan profesional kami mengelola pembukuan Anda, sehingga Anda bisa fokus pada hal yang paling penting: mengembangkan bisnis Anda.

Apa Itu Depresiasi Aset? Biaya yang Sering Dilupakan UMKM Read More »