January 18, 2024

Formulir 1721 A1 adalah_ Semua yang Perlu Anda Ketahui

Formulir 1721 A1 adalah: Semua yang Perlu Anda Ketahui

Apa itu Formulir 1721 AI? LaBalance.id – Formulir 1721 A1 adalah tandatangan pemotongan pajak yang diterapkan pada wajib pajak perseorangan berstatus sebagai karyawan atau pensiunan. Dokumen ini wajib dikeluarkan oleh pemotong pajak atau bendahara instansi terkait, dan berfungsi sebagai dasar pelaporan SPT Tahunan bagi individu yang menerima penghasilan. Pada dasarnya, formulir potong bagi karyawan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu formulir 1721 A1 dan formulir 1721 A2. Perbedaannya terletak pada penerima formulir tersebut; formulir 1721 A1 diserahkan kepada karyawan dengan kriteria tertentu, sedangkan formulir 1721 A2 diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS), Anggota TNI, Anggota Polri, dan/atau pensiunan. Fungsi Formulir 1721 A1 Bukti potong atau formulir 1721 A1 dan 1721 A2 adalah dokumen berharga bagi setiap wajib pajak. Formulir 1721 A1 memiliki fungsi sebagai kredit pajak dan juga dapat digunakan untuk memantau potongan pajak yang telah dibayarkan oleh pemberi kerja. Umumnya, bukti potong formulir 1721 A1 dilampirkan saat wajib pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh. Hal ini bertujuan untuk melakukan pengecekan terhadap keabsahan potongan pajak yang telah dibayarkan. Jika seorang pekerja tidak menerima bukti potong dari pemberi kerja, dia berhak untuk meminta langsung kepada bagian keuangan perusahaan yang menaunginya. Selain itu, jika seseorang memiliki penghasilan lain yang masuk dalam kategori kena pajak, maka dia juga berhak meminta bukti potong tersebut. Kapan Form 1721-A1 Digunakan? Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, formulir 1721 A1 harus dibuat oleh pemberi kerja dan diberikan kepada karyawan sebelum akhir periode pelaporan pajak. Contohnya, dalam periode penerimaan penghasilan Januari-Desember, formulir 1721 A1 diberikan pada akhir Desember atau paling lambat pada Januari tahun berikutnya. Begitu pula jika periode penerimaan penghasilan kurang dari 1 tahun, formulir tersebut diberikan pada akhir periode atau awal bulan berikutnya. Cara Penggunaan Form 1721-A1 Formulir 1721 A1 dapat digunakan untuk pegawai baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun, dengan ketentuan tertentu. Berikut adalah ketentuan penggunaannya: Formulir 1721 A1 digunakan sebagai bukti pemotongan PPh pasal 21 bagi pegawai swasta, termasuk pegawai tetap, penerima pensiun berkala, penerima tunjangan hari tua berkala, dan penerima jaminan hari tua berkala. Dua lembar formulir 1721 A1 dibuat oleh pemotong pajak, di mana lembar pertama diberikan kepada pegawai sebagai dasar pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi, dan lembar kedua diserahkan kepada pemotong pajak. Formulir 1721 A1 tidak diwajibkan dilaporkan sebagai lampiran SPT Masa PPh pasal 21 dan/atau PPh pasal 26. Proses Pembuatan Formulir 1721-A1 Proses pembuatan formulir 1721 A1 melibatkan beberapa ketentuan sebagai berikut: Formulir 1721 A1 hanya diberikan kepada pegawai tetap, tidak diberlakukan untuk pegawai tidak tetap atau bukan pegawai. Formulir 1721 A1 berlaku sebagai bukti pemotongan PPh pasal 21 selama satu tahun pajak atau selama pegawai tetap bekerja pada pemberi pajak selama satu tahun pajak. Pegawai tetap akan menggunakan formulir 1721 A1 dalam melaporkan SPT Tahunan PPh orang pribadi. Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER – 16/PJ/2016, formulir 1721 A1 harus dibuat oleh pemberi kerja paling lama 1 bulan setelah tahun kalender berakhir. Ketentuan mengenai proses pembuatan formulir potong tidak hanya berlaku untuk formulir 1721 A1, melainkan juga untuk formulir 1721 A2. Formulir bukti pemotongan pajak formulir 1721 A1 dapat diperoleh melalui DJP Online.

Formulir 1721 A1 adalah: Semua yang Perlu Anda Ketahui Read More »

Biaya Langsung dan Tidak Langsung Beserta Contohnya

Biaya Langsung dan Tidak Langsung Beserta Contohnya

LaBalance.id – Biaya langsung dan tidak langsung, kedua-duanya merupakan komponen vital dalam pengeluaran pengusaha atau perusahaan dalam menjalankan operasional bisnisnya. Biaya langsung atau direct cost dijelaskan sebagai pengeluaran yang dapat langsung diatribusikan atau dilacak pada produk atau layanan tertentu. Dalam konteks bisnis, biaya langsung melibatkan pengeluaran perusahaan yang berkaitan secara langsung dengan kegiatan operasional, baik itu dalam produksi maupun layanan jasa. Contoh Biaya Langsung dan Tidak Langsung Beberapa contoh biaya langsung meliputi pembelian bahan baku, pembayaran gaji tenaga kerja terlibat, dan biaya overhead yang terhubung langsung dengan produksi atau layanan. Contoh Biaya Langsung Beberapa contoh spesifik biaya langsung dalam konteks bisnis mencakup: Bahan Baku: Pengeluaran untuk membeli bahan-bahan yang langsung digunakan dalam proses produksi.  Gaji Tenaga Kerja Langsung: Upah yang diberikan kepada pekerja yang terlibat secara langsung dalam produksi barang atau pemberian layanan.  Biaya Overhead Produksi: Biaya-biaya tambahan yang berkaitan langsung dengan proses produksi, seperti biaya energi, perawatan mesin, dan bahan pembersih.  Biaya Transportasi Barang: Pengeluaran yang terkait langsung dengan pengiriman produk dari produsen ke konsumen.  Pajak Produksi: Pajak yang dikenakan langsung pada produk yang dihasilkan.  Gaji Sales Representative: Pengeluaran untuk membayar gaji tenaga penjualan yang terlibat dalam menjual produk atau layanan.  Biaya Packaging: Biaya untuk merancang dan mencetak kemasan produk yang digunakan secara langsung untuk pengemasan.  Upah Tenaga Kerja Pabrik: Gaji pekerja pabrik yang terlibat dalam proses produksi.  Bahan Penolong Langsung: Bahan tambahan yang digunakan secara langsung dalam produksi, namun bukan bahan utama.  Biaya Asuransi Produk: Biaya asuransi yang terkait langsung dengan perlindungan produk selama transportasi. Biaya tidak langsung dinamakan demikian karena kompleksitasnya dalam pengukuran dan alokasi pada produk atau layanan tertentu, karena tidak memiliki keterhubungan langsung dengan produk atau layanan. Sebagai contoh perbandingan, biaya pembelian bahan baku dan ongkos kirim barang dalam produksi dianggap sebagai biaya langsung karena keterkaitannya langsung dengan kegiatan produksi. Sementara, dalam industri jasa, gaji karyawan dan ongkos perjalanan yang terkait dengan tugas karyawan adalah biaya langsung. Namun, biaya sewa gedung tidak dianggap sebagai biaya langsung, meskipun penting untuk kelangsungan usaha, karena tidak berkaitan langsung dengan produksi atau layanan. Contoh Biaya Tidak langsung Beberapa contoh biaya tidak langsung mencakup: Biaya Sewa Gedung Kantor: Biaya sewa yang tidak dapat secara langsung diatribusikan pada produk atau layanan spesifik.  Biaya Listrik Keseluruhan: Pengeluaran energi untuk seluruh fasilitas, tidak terkait langsung dengan satu produk tertentu.  Biaya Administrasi Umum: Pengeluaran untuk kegiatan administratif yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan produksi.  Biaya Pelatihan Karyawan: Pengeluaran untuk pelatihan karyawan yang mungkin mencakup berbagai departemen.  Biaya Penyusutan Peralatan Produksi: Biaya yang terjadi akibat penyusutan peralatan produksi, yang tidak langsung terkait dengan satu produk tertentu.  Biaya Penyelidikan dan Pengembangan: Pengeluaran untuk kegiatan riset yang mungkin tidak langsung terhubung dengan produk yang spesifik.  Biaya Pengadaan Peralatan Keseluruhan: Biaya pembelian dan pemeliharaan peralatan yang tidak dapat diatribusikan langsung ke setiap produk.  Biaya Kebersihan Keseluruhan Fasilitas: Biaya untuk membersihkan dan merawat seluruh fasilitas, tidak berkaitan langsung dengan produk.  Biaya Umum dan Tetap: Pengeluaran rutin yang melibatkan pengelolaan keseluruhan bisnis dan tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan produk atau layanan.  Biaya Pemasaran Umum: Biaya untuk kampanye pemasaran yang mencakup seluruh produk atau jasa perusahaan. Perbedaan Perbedaan antara biaya langsung & tidak langsung dapat dilihat dari tiga aspek utama: Definisi: Keduanya memiliki definisi yang berbeda satu sama lain. Sifat: Biaya langsung dapat berubah seiring dengan perubahan volume produksi, sementara biaya tidak langsung cenderung tetap relatif. Pengukuran: Biaya langsung dapat diukur dengan mudah dan akurat karena penggunaannya dalam kegiatan produksi jelas, sedangkan biaya tidak langsung lebih sulit diukur karena memerlukan estimasi. Demikianlah gambaran singkat mengenai contoh biaya langsung & tidak langsung dalam konteks kegiatan bisnis.

Biaya Langsung dan Tidak Langsung Beserta Contohnya Read More »